Sabtu, 19 Februari 2011

Minyak Nilam Indonesia Sebagai Bahan Aromaterapi


 
Tanaman  nilam merupakan kelompok tanaman penghasil minyak atsiri. Minyak atsiri dari tanaman nilam dikenal dengan nama minyak nilam (patchouli oil).  Umumnya minyak  nilam  diperoleh  dari  proses  distilasi daun nilam. Minyak nilam mempunyai prospek yang baik karena harganya relatif tinggi dan belum dapat dibuat dalam bentuk sintesis.   Dalam industri parfum/ kosmetika,  keunggulan  minyak  nilam  belum ada produk apapun baik alami maupun sintetis yang dapat menggantikan minyak nilam dalam posisinya sebagai bahan  fixative (pengikat wewangian)  dan aplikasinya sebagai antiradikal bebas dan antibakteri.  (Hyung Woo Kim, 2008, Nasruddin, dkk, 2009)
Minyak nilam Indonesia dikenal sudah 65 tahun yang lalu dan memenuhi  kebutuhan  minyak nilam  dunia dengan pangsa pasar 80-90%.  Minyak nilam  Indonesia  sangat  digemari  pasar  Amerika  dan  Eropa  terutama  digunakan untuk bahan  baku  industri  pembuatan  minyak wangi,  kosmetika,  farmasi  dan  industri  yang  lainnya. Pada tahun  2004,  mencapai  2.074  ton  atau  senilai  US$ 27,137 juta, selanjutnya beberapa  tahun  terakhir di pasaran Internasional minyak nilam mengalami fluktuasi harga yang sangat tajam dan posisinya  mulai  terancam  oleh  Negara  Brazil, Cina, India,  dan Vietnam  (Dirjenbun, 2006). 

             Terancamnya produksi minyak nilam di Indonesia adalah rendahnya kualitas minyak nilam dan tidak tersedia nya permintaan untuk pasar Internasional. Kemungkinan penyebabnya adalah spekulatif perdagangan, metode budidaya / pertanian nomaden (Sumatera, Jawa), penyakit, pengaruh harga komoditas pertanian lainnya, dan peningkatan biaya energi selama penyulingan. 
            Salah satu hal contoh spekulatif perdagangan adalah seringkali para petani dan pengusaha minyak nilam melakukan panen sebelum waktunya untuk memenuhi permintaan pasar dan mengakibatkan kandungan komponen utama minyak nilam rendah (Sastrohamidhjoyo, 1994)   Pemanenan tanaman nilam siap diisiolasi minyaknya paling ideal sudah berumur enam bulan atau 5 – 8 bulan.   
            Beberapa daerah di Kabupaten Malang, Jawa Timur dalam beberapa akhir tahun ini gagal melakukan pemanenan tanaman nilam karena penyakit tanaman nilam yang diakibatkan jamur.  Jamur ini menyerang batang tanaman nilam yang berakibat bagian pangkal batang dari tanaman tersebut daunnya layu dan akhirnya mati.
            Oleh karena itu perlu dilakukan beberapa studi untuk memperoleh minyak nilam sesuai dengan standar ekspor.  Beberapa hal yang harus dilakukan adalah standarisasi budidaya tanaman nilam, pencegahan dan penanggulangan penyakit tanaman nilam, optimasi pasca panen dan optimasi waktu penyulingan serta regulasi harga minyak nilam. 
(sjr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar